PERINGATAN
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gasat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu
Apa guna punya ilmu
Kalau hanya untuk mengibuli
Apa gunanya banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
Di mana-mana moncong senjata
Berdiri gagah
Kongkalikong
Dengan kaum cukong
Di desa-desa
Rakyat dipaksa
Menjual tanah
Tapi, tapi, tapi, tapi
Dengan harga murah
Apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu.
Dalam puisi diatas “Peringatan” dan puisi “Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu”, menggambarkan semangat perjuangan masyarakat dan sindiran kepada pemerintah. Jika dilihat kedua puisi tersebut memiliki kesamaan makna yaitu perjuangan untuk kebebasan berpendapat.
Semua puisi yang ditulis oleh Widji Thukul selalu menunjukkan semangat untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat agar memperoleh keadilan, sehingga puisi-puisi karya Widji Thukul selalu memberikan inspirasi dan semangat.
Dalam puisi “Peringatan” karya Widji Thukul memiliki 17 baris dan puisi “Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu” karya Widji Thukul memiliki 15 baris. Dilihat dari kedua puisi tersebut memiliki kesamaan makna yaitu perjuangan untuk kebebasan berpendapat. memilih kata yang mudah untuk dipahami dan jelas namun berisi pesan yang bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar