Jumat, 12 Maret 2021

Kritik Sebuah Puisi "Dursasana Peliharaan Istana" Karya M. Shoim Anwar

 “DURSASANA  PELIHARAAN   ISTANA”

  

Dursasana adalah durjana peliharaan istana

Tingkahnya tak mengenal sendi-sendi susila

Saat masalah menggelayuti tubuh negara   

Cara terhormat untuk mengurai tak ditemukan jua

Suara  para kawula melesat-lesat bak anak panah 

Suasana kelam  bisa  meruntuhkan penguasa

Jalan pintas pun digelindingkan roda-roda gila

Dursasana  diselundupkan untuk memperkeruh suasana

Kayak jaka tingkir menyulut kerbau agar menebar amarah

Atau melempar sarang lebah agar penghuninya tak terima  

Lalu istana punya alasan menangkapi mereka

Akal-akalan purba yang telanjang mengguritasaat panji-panji negara menjadi slogan semata

Para ulama  yang bersila di samping raja

Menjadi penjilat pantat yang paling setia     

Sambil memamerkan para pengikut yang dicocok hidungnya 

 

Lihatlah  dursasana

Di depan raja dan pejabat istana

Lagak polahnya seperti paling gagah

Seakan hulubalang paling digdaya

Memamerkan segala kebengalannya

Mulut lebar berbusa-busa

Bau busuk berlompatan ke udara

Tak bisa berdiri  tenang atau bersila sahaja  

Seperti ada kalajengking mengeram di pantatnya   

Meracau mengumbar kata-kata

Raja manggut-manggut melihat dursasana

Teringat ulahnya saat menistakan wanita

Pada perjudian mencurangi  tahta

Sambil berpikir memberi tugas selanjutnya


Apa gunanya raja dan pejabat istana

Jika menggunakan jasa dursasana untuk menghina

Merendahkan martabat para anutan kawula

Menista agama dan keyakinan para jamaah   

Dursasana dibayar  dari  pajak kawula dan utang negara

Akal sehat   tersesat di selokan belantara   

Otaknya jadi sebatas di siku paha

Digantikan syahwat kuasa menyala-nyala  

Melupa sumpah yang pernah diujarnya  

Para penjilat berpesta pora

Menyesapi cucuran keringat para kawula   


Apa gunanya raja dan pejabat istana

Jika tak mampu menjaga citra  negara

Menyewa dursasana untuk menenggelamkan kawula 

Memotong lidah dan menyurukkan ke jeruji penjara

Berlagak seperti tak tahu apa-apa

Menyembunyikan tangan usai melempar bara

Ketika angkara ditebar dursasana

Dibiarkan jadi  gerakan bawah tanah  

Tak tersentuh hukum  karna berlindung di ketiak istana

 

Dursasana yang jumawa

Di babak  akhir baratayuda

Masih juga hendak membunuh bayi tak berdosa

Lalu pada wanita yang pernah dinista kehormatannya

Ditelanjangi dari kain penutup tubuh terhormatnya

Ingatlah, sang putra memendam luka membara

Dia bersumpah akan memenggal leher dursasana hingga patah

Mencucup darahnya hingga terhisap sempurna    

Lalu  si ibu yang tlah dinista martabatnya 

Hari itu melunasi janjinya:  keramas  dengan darah dursasana

                                                                                    Surabaya, 2021


Makna puisi ‘‘Darsasana Peliharaan Negara’’ Karya M. Shoim Anwar

Makna puisi dalam ‘‘Darsasana Peliharaan Negara’’ M. Shoim Anwar Istana di atas menceritakan tentang watak dan kelakuan Dursasana di dalam Istana sebagai suruhan raja dan pejabat istana yang semena-mena dengan rakyat kecil termasuk kaum wanita yang lemah. Secara keseluruhan, baris pada puisi di atas adalah 15-14-11-9-10. Dan totalnya adalah 59 baris. Apabila diperhatikan, setiap baris mempunyai rima akhiran yang sama yaitu A. Dalam diksi puisi M. Shoim Anwar dengan judul “Dursasana Peliharaan Negara” yang menceritakan bahwa peranan seorang Dursasana di dalam suatu negara yang seperti sengaja dimasukkan dalam negara secara sembunyi-sembunyi untuk membuat negara tersebut menjadi gaduh.  dengan strategi Dursasana yang sangat pintar dan cerdas membuat kericuhan saat para rakyatnya , semuanya menjadi gaduh ketika Dursasana membuat aduh domba. Kemudian Dursasana diberikan kekuasaan oleh negara dan akhirnya dia bisa menguasai pemerintahan lalu dia berusaha mengadu domba dengan omongan-omongan yang keluar dari mulutnya. Dursasana juga berlagak tidak mengetahui apa-apa tetapi di balik semuanya dialah yang menjadi dalang dalm semunya.

Kelebihan dan Kekurangan Puisi ‘‘Darsasana Peliharaan Negara’’ Karya M. Shoim Anwar

Kelebihan dalam puisi ‘‘Darsasana Peliharaan Negara’’ menceritakan makna dan kisah yang sangat baik sehingga mampu membuat sang pembaca berpikiran yang sangat indah karena puisi tersebut sangat bermakna dalam setiap diksinya

Kekurangan dalam puisi ‘‘Darsasana Peliharaan Negara’’ maknanya terletak dalam setiap pembaca yang memiliki berbagai macam pemikiran, sehingga sang pembaca belum mudah memahami secara baik dan rinci dalam puisi tersebut

Hubungan Puisi ‘‘Darsasana Peliharaan negara’’ Karya M. Shoim Anwar Dalam Cerita Mahabarata 

Dalam puisi ‘‘Darsasana Peliharaan Negara’’ dapat dihubungkan dengan kisah Mahabarata bahwa puisi tersebut memilik kesamaan dengan kisah sang Mahabarata yang menceritakan seorang Dursana yang jumawa di babak  akhir baratayuda masih juga hendak membunuh bayi tak berdosa lalu pada wanita yang pernah dinista kehormatannya ditelanjangi dari kain penutup tubuh terhormatnya, sehingga persamaannya terletak pada Dursana yang memilik kisah yang sangat tidak memilik rasa kasihan. 

Mengaitkan puisi ‘‘Darsasana Peliharaan negara’’ Karya M. Shoim Anwar Pada Dunia Nyata

Mengaitkan pada dunia masa kini yang sangat berkesinambungan pada dunia politik, kejadian yang menjadi sebuah pandangan seperti penjabat, mentri-mentri lainnya yang hanya berkorupsi pada uang masyarakat saja dan hanyak menikmati uang korupsi tersendiri tampa memikirkan masyarakat bahwa masyarakat juga membutuhkan bantuan dari sang penjabat bukan hanya di nikmati tersendiri oleh sang penjabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KRITIK ESAI LIMA CERPEN M. SHOIM ANWAR

Dalam dunia sastra, nama M. Shoim Anwar tidak asing lagi. Sastrawan yang lahir di Desa Sambong Dukuh, Jombang, Jawa Timur sudah berada di du...